![agus faozan [dot] com](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWVVFphcNVA5VwrYzbuMLVW8pqQf0NGBufDRULXpFLk84DQoYVcgD9oQdoIHZbiAyPyb0UoiXtviQFywguuyBA18YCoZYvz0ujWYIH61vsQd_oIVxH8_bqWrqOGZpSXTm6e4b7qvqf8vY/s1600/113.png)
Bahagianya menjadi manusia yang bersyukur,
Ia gembira dengan kondisi yang ada,
Tidak kenal pula duka dan lara,
Apatah lagi putus asa,
Mulianya menjadi manusia yang bersyukur,
Hakikat hidup ia pahami pula,
Dunia hanya sementara,
Dengan syukur terasa kecilnya dunia,
Besarnya rahmat Nya,
Indahnya menjadi manusia yang bersyukur,
Tuhan cinta pula padanya,
Manusia juga menyenanginya,
Bertambah pula riskinya,
Tenang pula hatinya,
Betapa indahnya pribadi syukur itu ...
Mengapakah kita masih berpaling darinya ...
Ia gembira dengan kondisi yang ada,
Tidak kenal pula duka dan lara,
Apatah lagi putus asa,
Mulianya menjadi manusia yang bersyukur,
Hakikat hidup ia pahami pula,
Dunia hanya sementara,
Dengan syukur terasa kecilnya dunia,
Besarnya rahmat Nya,
Indahnya menjadi manusia yang bersyukur,
Tuhan cinta pula padanya,
Manusia juga menyenanginya,
Bertambah pula riskinya,
Tenang pula hatinya,
Betapa indahnya pribadi syukur itu ...
Mengapakah kita masih berpaling darinya ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar