Ketahuilah Akibat Kemaksiatan - agus faozan [dot] com

Ketahuilah Akibat Kemaksiatan

Share This

Wahai sahabat ...
Sungguh dosa dan kemaksiatan itu akan dibayar spontan di dunia, dan pedihnya penderitaan tidak terkira saat di akherat. Selamatlah yang menjauhi maksiat. Celakalah yang menurutinya. Kenalilah dan pahamilah akibat maksiat, maka dirimu selamat.
Kenikmatan berbuat maksiat menjadi tanda bagi rapuhnya iman dalam jiwa. Kelalaian dari syariat dan pelampiasan nafsu akan membutakan nurani. Jika seorang hamba terus menerus bermaksiat, hati nurani akan gelap tertutup dosa. Jadilah ia pecandu maksiat berat. Sahabat, seseorang jika sudah menjadi budak maksiat, nasihat kebaikan tidak lagi mempan padanya.
Wahai sahabat, wahai jiwa yang cenderung berbuat dosa, dunia ini indah dan akan membuat dirimu hancur jika tergoda oleh hiasannya. Maka berhati-hatilah pada perhiasannya yaitu para wanita. Kecelakan pada iman paling banyak oleh tipu daya wanita. Wanita buruk yang mengumbar raga, wanita celaka yang mencelakai jiwa. Hanya wanita sholeha sebagai perhiasan dunia yang terbaik.
Wahai jiwa yang tenang, lindungilah dirimu dari maksiat agar selamat dari akibatnya. Akibat kemaksiatan . . .
Tidak mendapatkan ilmu.
Sebab ilmu itu adalah nur yang diberikan Allah ke suatu hati, sedangkan maksiat itu berfungsi mematikan nyala nur tersebut. Imam Malik pernah berkata kepada Imam Syafi'i muridnya : Sungguh aku telah melihat Allah memberikan nur ke hatimu, maka jangan engkau matikan dengan kemaksiatan. Ilmu itu cahaya sedangkan kemaksiatan adalah kegelapan.  
Kehilangan jatah rizkinya.
Sungguh seseorang bisa tidak mendapatkan rizkinya sebab dosa yang dilakukannya. Allah akan murka pada manusia yang dengan rizki Nya digunakan untuk bermaksiat. Apakah tidak malu wahai sahabat, engkau bermaksiat sedangkan yang engkau gunakan untuk bermaksiat adalah dari Nya.
 Pelaku maksiat akan mengalami kegersangan jiwa terhadap Rabbnya.
Dia akan kehilangan kelezatan ma'iyatillah, padahal hal ini tidak bisa dinilai dengan kenikmatan duniawi. Nikmat terbesar adalah ketika hati bermakrifatullah. Jika semua kelezatan duniawi disatukan tidak akan bisa mengobati kekeringan jiwa seseorang. Bila di dunia pada Tuhan saja engkau sudah tidak bisa nikmat, bagaimana mungkin mendapatkan nikmat surga yang merupakan kenikmatan tertinggi pada Tuhan.
Dia juga akan merasa buas dengan sesama, utamanya dengan para pelaku kebaikan. Semakin kuat rasa kebuasannya semakin jauh dia dengan manusia baik.  
Wahai sahabat, jika pelaku maksiat keseringan berbuat maksiat, semua otak dan hatinya hanya akan berpikiran maksiat. Tidak puas dengan maksiat satu, ia akan mencari seribu ladang maksiat baru. Lawan kemaksiatan adalah kebaikan. Pelaku maksiat manjadi lawan pelaku kebaikan. Orang yang bermaksiat akan benci pada orang yang berbuat baik ketika dirinya menghalangi kemaksiatan.
Semua perkaranya menjadi semakin susah.
Maka dari itu, ia akan selalu mendapati pintu tertutup dalam segala hal. Kebalikannya, orang yang menjauhi dosa akan selalu menemukan way out dari segala urusannya. Allah berfirman yang artinya: "Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, maka Allah mejadikan segala urusanya menjadi lebih mudah." Jalan yang terbaik adalah takwa. Solusi yang paling ampuh adalah istighfar. Pembersih yang paling baik adalah dzikir. Tiket kebahagiaan adalah taubat. Harta yang berharga adalah iman dalam dada. Pengendali dosa adalah mengingat kematian.  Sedangkan semuanya tidak mungkin dirimu dapatkan ketika hati bermaksiat.
Pendosa ini akan mendapati kegelapan hati.
Ia merasakannya seperti saat berjalan pada malam kelam. Pertama kali akan tampak secara lahiriyah di matanya, lalu menjalar ke mukanya dan akhirnya akan diketahui oleh semua orang.  
Kemaksiatan bisa melemahkan badan dan hati seseorang.
Maka dari itu, ia tidak memiliki keteguhan hati dan juga akan terlihat loyo saat kegentingan yang memerlukannya walau kelihatan tegap badan dan ototnya. Rapuh benar hati para pelaku maksiat. Hatinya kosong. Hidup bagai bangkai yang berjalan.
Kehilangan ketaatan dan banyak pahala.
Bagaimana mungkin hati pecandu maksiat taat. Ia tahu bahwa Tuhan Mahamelihat tetapi ia terus berlaku maksiat dalam tatapan Nya. Karenanya ia terhalang untuk melakukan berbagai ketaatan. Padahal sebuah amal ketaatan itu jauh lebih baik daripada dunia seisinya.
Kemaksiatan mengurangi jatah umur dan menghilangkan keberkahannya.
Karena amal kebajikan itu menambah umur seseorang maka kemaksiatan (amal bejat) dapat mengurangi usia. Rahasianya, usia seseorang adalah waktu hidupnya. Sedangkan hidup tidak berarti kecuali dengan berbakti (beribadah) kepada Penciptanya, merasa nikmat dengan mencintai dan mengingat Nya serta lebih mendahulukan ridha Nya. Hidup di dunia yang sudah sebentar menjadi semakin pendek bila bermaksiat.
Kemaksiatan menumbuhkan benih-benih dosa.
Termasuk balasan amal buruk (maksiat) adalah amal buruk berikutnya. Sedangkan balasan amal baik (hasanat) ialah amalan baik selanjutnya.
Kemaksiatan melemahkan keinginan pelakunya.
Karena maksiat itu akan menguatkan keinginan berbuat dosa dan melemahkan keinginan bertobat. Cahaya hidayah jauh darinya. Cahaya kebaikan menghidar darinya. Cahaya iman meredup menjadi gelap karena diselimuti kegelapan maksiat.
Menganggap kemaksiatan sebagai hal yang biasa.
Lalu lenyaplah rasa benci kepadanya dan bahkan berubah menjadi suatu tradisi. Pelakunya menjadi apatis tidak menghiraukan suara dan pandangan masyarakat. Celaka bagi hati yang tidak lagi merasa bersalah saat berbuat maksiat.
Kemaksiatan salah satu faktor jatuhnya di mata Tuhan dan masyarakatnya.
Dan siapa saja yang dihinakan oleh Allah, maka tidak ada lagi yang memuliakannya. Pada siapa lagi akan mencari kemuliaan bila sang pemilik segala kemuliaan telah menghinakannya.
Kesialan akan menghantui pelakunya.
Dosa pelaku maksiat akan selalu tampak. Bayangan maksiat menyelinap mata dan jiwa. Para malaikat yang menonton tingkah para pelaku maksiat mendo’akan kesialan baginya.
Kemaksiatan mewariskan kehinaan.
Karena kehormatan dan kemuliaan itu berada pada naungan taat kepada Allah. Siapa saja yang menginginkan kemuliaan, sesungguhnya seluruh kemuliaan itu hanya milik Allah. Maka siapa yang tidak menjadi hamba mulia, ia akan menjadi hamba hina. Dan pintu kehinaan salah satunya dengan kemaksiatan.
Kemaksiatan merusak otak.
Karena pikiran itu memiliki nur sedangkan maksiat fungsinya adalah memadamkan nur tersebut. Jika nur pikiran padam maka berkuranglah kebriliannya. Jika dosa-dosa banyak menumpuk, maka akan lengket di hati pelakunya dan menjadikannya orang yang lalai.
Pelaku kemaksiatan masuk dalam rangkaian laknat Rasulullah.
Maka sungguh amat merugi manusia yang didoakan buruk oleh orang yang amat mustajab doanya. Dia juga kehilangan peluang untuk mendapatkan doa baik dari Rasulullah dan para malaikat.
Dosa dan kemaksiatan itu termasuk faktor utama dalam kerusakan bumi.
Sungguh telah tampak jelas kerusakan di daratan dan lautan sebab tingkah polah manusia (dengan dosanya) agar merasakan akibat tindakannya tersebut dan mau kembali.
Juga bisa mematikan api kecemburuan dalam hati.
Padahal ghirah itu merupakan energi dan penawar hati. Manusia termulia adalah yang paling hebat kadar ghirahnya, utamanya pada diri sendiri, keluarga dan seluruh umat.
Kemaksiatan bisa menghilangkan sifat malu.
Malu merupakan inti kehidupan hati seseorang dan pangkal segala kebaikan. Jika hilang, maka ia kehilangan banyak hal. Sedangkan rasa malu itu adalah kebaikan seluruhnya.
Demikian pula dapat melemahkan rasa pengagungan terhadap Allah dalam hati seseorang dan menghilangkan kewibawaanya di mata manusia.
Karena termasuk balasan dari meremehkan Allah adalah dicabutnya kewibawaan di mata orang lain, baik ia rela atau tidak. Akhirnya ia tidak memiliki harga di mata mereka.
Kemaksiatan termasuk salah satu faktor dilupakan Allah dan dibiarkan bergelimang dengan hawa nafsu dan setannya.
Maka dari itu, kebinasaan dan kehancuran saja yang akan didapat. Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah, hendaknya seseorang itu melihat apa yang telah dipersembahkan untuk esok dan sekali lagi bertakwalah kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah Maha Tahu mengenai apa saja yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah melupakan jiwa mereka. Mereka itu adalah orang-orang fasik.
Dosa dan maksiat itu memperlemah jalan seseorang menuju Allah dan akhirat dan bahkan menyebabkannya terputus.
Dosa-dosa itu juga bisa menyingkirkan nikmat dan mendatangkan bencana. Karena termasuk balasan buruk bagi pelakunya adalah menghilangkan kenikmatan yang datang dan memutus aliran nikmat yang akan diterima. Oleh karenanya, seorang hamba selalu dalam kenikmatan selama tidak melanggar dosa dan tidak mendapati malapetakan melainkan karena dosa pula. Seorang penyair bersenandung : Jika anda dalam kenikmatan maka peliharalah, karena kemaksiatan itu menghilangkan kenikmatan-kenikmatan.
Hapuslah kemaksiatan tersebut dengan menaati Nya, karena siksa dan ancaman Nya amatlah cepat.
Allah menimpakan ketakutan dan rasa kecut di hati pelakunya.
Karena ketaatan itu adalah benteng Allah yang agung, siapa saja yang memasukinya akan mendapati jaminan keamanan dari siksa dunia dan akhirat. Sedangkan pelaku kemaksiatan tidak terlihat kecuali dalam kondisi penuh ketakutan dan kehawatiran, sebab dihantui perasaan dosanya terus menerus.
Kemaksiatan itu membelokkan hati seseorang dari komitmen dan konsisten kepada inhiraf (melenceng) dan sakit.
Sungguh, pengaruh hati itu amat besar seperti sakit atas badan seseorang. Bahkan dosa-dosa itu pada hakikatnya adalah penyakit hati yang hanya bisa sembuh dengan meninggalkannya.
Kemaksiatan itu mematikan mata hati, meredupkan cahayanya, menutup jalan ilmu dan menghalangi pintu hidayah.
Kemaksiatan mengkerdilakan jiwa dan menjadikannya hina dina. Sebaliknya amal taat mengembangkan jiwa, membersihkan dan membesarkannya.
Dosa juga menjatuhkan kedudukan seseorang di sisi Allah dan di mata manusia.
Karena orang termulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa, sedangkan yang paling dekat dengan Nya ialah orang yang paling taat kepada Nya.
Kemaksiatan merampas nama terpuji dan kemuliaan.
Maka ia kehilangan predikat mukmin, pelaku kebaikan dan orang yang bertaqwa. Tapi mendapatkan predikat pendurhaka, fasik, penzina, pemabok dan kehinaan lainnya.
Kemaksiatan memutus tali hubungan seseorang dengan Rabbnya.
Jika hal itu terputus, maka terputuslah aliran kebaikan dan hanya menemui semua faktor keburukan.
Kemaksiatan menghapuskan keberkahan-keberkahan, baik keberkahan umur, rezeki, ilmu, pekerjaan dan ketaatan.
Secara keseluruhan menghilangkan keberkahan agami dan duniawi. Kemaksiatan menarik makhluk lain untuk lebih berani kepada pelakunya. Maka dari itu, setan lebih berani menimpakan penyakit, kesesatan, waswas, kesedihan dan kesusahan. Demikian pula setan manusia dan hewan lain.
Kemaksiatan itu mengkhianati pelakunya dalam hal yang amat diperlukannya.
Baik itu dalam mendapatkan ilmu, lebih mementingkan sesuatu yang remeh daripada yang lebih mulia. Bagaimana dapat menerima keberkahan jiwa ruang telah penuh dengan kemaksiatan.
Maksiat bisa menjadikan lupa pelakunya terhadap dirinya sendiri.
Jika ia melupakannya maka akan menyia-nyiakan, merusakkan dan menghancurkannya. Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah lalu Allah lupa terhadap diri mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang fasik. Mereka lupa Allah, maka Allah lupa mereka.
Maksiat menjauhkan diri pelakunya dari para penolongnya.
Maka ia akan lebih dekat kepada setan. Tiada penolong bagi hamba setan.
Termasuk efek maksiat adalah kehidupan sulit di dunia, kubur dan siksa pedih di akhirat.
Dan siapa saja yang berpaling dari mengingat Ku dan bermaksiat kepada Ku, maka sungguh ia akan menemui kehidupan susah. Jika dalam bumi Ku sudah susah, di bumi manakah dirimu akan lari.
Ini semua adalah aneka efek maksiat dan dosa. Orang yang menggunakan akalnya akan merasa cukup untuk bertaubat dan kembali kepada Allah dengan salah satunya saja. Maka sungguh amat layak untuk seorang muslim untuk segera bertobat secara benar.
Katakanlah, Waha para hamba Ku yang telah menzalimi dirinya sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya Allah Maha pengampun dan Maha penyayang.
Bahwasanya Allah membentangkan kedua tangannya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di siang hari. Dan membukanya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa pada malam hari.
Jauhilah taubat yang bohong yang hanya dibibir saja, sementara hatinya selalu ingin melakukan kemaksiatan. Jangan dirimu anggap remeh maksiat. Kemaksiatan membuat Allah murka kepadamu. Sayangilah sisa-sisa umurmu dengan ketaatan. Jangan tenggelamkan kedalam kemaksiatan.

Mohamad Agus Faozan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages