Wahai sahabat ...
Sungguh
dosa dan kemaksiatan itu akan dibayar spontan di dunia, dan pedihnya
penderitaan tidak terkira saat di akherat. Selamatlah yang menjauhi maksiat.
Celakalah yang menurutinya. Kenalilah dan pahamilah akibat maksiat, maka dirimu
selamat.
Kenikmatan
berbuat maksiat menjadi tanda bagi rapuhnya iman dalam jiwa. Kelalaian dari
syariat dan pelampiasan nafsu akan membutakan nurani. Jika seorang hamba terus
menerus bermaksiat, hati nurani akan gelap tertutup dosa. Jadilah ia pecandu
maksiat berat. Sahabat, seseorang jika sudah menjadi budak maksiat, nasihat
kebaikan tidak lagi mempan padanya.
Wahai
sahabat, wahai jiwa yang cenderung berbuat dosa, dunia ini indah dan akan
membuat dirimu hancur jika tergoda oleh hiasannya. Maka berhati-hatilah pada
perhiasannya yaitu para wanita. Kecelakan pada iman paling banyak oleh tipu
daya wanita. Wanita buruk yang mengumbar raga, wanita celaka yang mencelakai
jiwa. Hanya wanita sholeha sebagai perhiasan dunia yang terbaik.
Wahai
jiwa yang tenang, lindungilah dirimu dari maksiat agar selamat dari akibatnya.
Akibat kemaksiatan . . .
Tidak mendapatkan ilmu.
Sebab
ilmu itu adalah nur yang diberikan Allah ke suatu hati, sedangkan maksiat itu
berfungsi mematikan nyala nur tersebut. Imam Malik pernah berkata kepada Imam
Syafi'i muridnya : Sungguh aku telah melihat Allah memberikan nur ke hatimu,
maka jangan engkau matikan dengan kemaksiatan. Ilmu itu cahaya sedangkan
kemaksiatan adalah kegelapan.
Kehilangan jatah rizkinya.
Sungguh
seseorang bisa tidak mendapatkan rizkinya sebab dosa yang dilakukannya. Allah
akan murka pada manusia yang dengan rizki Nya digunakan untuk bermaksiat.
Apakah tidak malu wahai sahabat, engkau bermaksiat sedangkan yang engkau
gunakan untuk bermaksiat adalah dari Nya.
Pelaku
maksiat akan mengalami kegersangan jiwa terhadap Rabbnya.
Dia
akan kehilangan kelezatan ma'iyatillah, padahal hal ini tidak bisa dinilai
dengan kenikmatan duniawi. Nikmat terbesar adalah ketika hati bermakrifatullah.
Jika semua kelezatan duniawi disatukan tidak akan bisa mengobati kekeringan
jiwa seseorang. Bila di dunia pada Tuhan saja engkau sudah tidak bisa nikmat,
bagaimana mungkin mendapatkan nikmat surga yang merupakan kenikmatan tertinggi
pada Tuhan.
Dia juga akan merasa buas dengan sesama,
utamanya dengan para pelaku kebaikan. Semakin kuat rasa kebuasannya semakin
jauh dia dengan manusia baik.
Wahai
sahabat, jika pelaku maksiat keseringan berbuat maksiat, semua otak dan hatinya
hanya akan berpikiran maksiat. Tidak puas dengan maksiat satu, ia akan mencari
seribu ladang maksiat baru. Lawan kemaksiatan adalah kebaikan. Pelaku maksiat
manjadi lawan pelaku kebaikan. Orang yang bermaksiat akan benci pada orang yang
berbuat baik ketika dirinya menghalangi kemaksiatan.
Semua perkaranya menjadi semakin susah.
Maka
dari itu, ia akan selalu mendapati pintu tertutup dalam segala hal.
Kebalikannya, orang yang menjauhi dosa akan selalu menemukan way out dari segala urusannya. Allah
berfirman yang artinya: "Siapa saja yang bertakwa kepada Allah, maka Allah
mejadikan segala urusanya menjadi lebih mudah." Jalan yang terbaik adalah
takwa. Solusi yang paling ampuh adalah istighfar. Pembersih yang paling baik
adalah dzikir. Tiket kebahagiaan adalah taubat. Harta yang berharga adalah iman
dalam dada. Pengendali dosa adalah mengingat kematian. Sedangkan semuanya tidak mungkin dirimu
dapatkan ketika hati bermaksiat.
Pendosa ini akan mendapati kegelapan hati.
Ia
merasakannya seperti saat berjalan pada malam kelam. Pertama kali akan tampak
secara lahiriyah di matanya, lalu menjalar ke mukanya dan akhirnya akan
diketahui oleh semua orang.
Kemaksiatan bisa melemahkan badan dan hati
seseorang.
Maka
dari itu, ia tidak memiliki keteguhan hati dan juga akan terlihat loyo saat
kegentingan yang memerlukannya walau kelihatan tegap badan dan ototnya. Rapuh
benar hati para pelaku maksiat. Hatinya kosong. Hidup bagai bangkai yang
berjalan.
Kehilangan ketaatan dan banyak pahala.
Bagaimana
mungkin hati pecandu maksiat taat. Ia tahu bahwa Tuhan Mahamelihat tetapi ia
terus berlaku maksiat dalam tatapan Nya. Karenanya ia terhalang untuk melakukan
berbagai ketaatan. Padahal sebuah amal ketaatan itu jauh lebih baik daripada
dunia seisinya.
Kemaksiatan mengurangi jatah umur dan
menghilangkan keberkahannya.
Karena
amal kebajikan itu menambah umur seseorang maka kemaksiatan (amal bejat) dapat
mengurangi usia. Rahasianya, usia seseorang adalah waktu hidupnya. Sedangkan
hidup tidak berarti kecuali dengan berbakti (beribadah) kepada Penciptanya,
merasa nikmat dengan mencintai dan mengingat Nya serta lebih mendahulukan ridha
Nya. Hidup di dunia yang sudah sebentar menjadi semakin pendek bila bermaksiat.
Kemaksiatan menumbuhkan benih-benih dosa.
Termasuk
balasan amal buruk (maksiat) adalah amal buruk berikutnya. Sedangkan balasan
amal baik (hasanat) ialah amalan baik selanjutnya.
Kemaksiatan melemahkan keinginan pelakunya.
Karena
maksiat itu akan menguatkan keinginan berbuat dosa dan melemahkan keinginan
bertobat. Cahaya hidayah jauh darinya. Cahaya kebaikan menghidar darinya.
Cahaya iman meredup menjadi gelap karena diselimuti kegelapan maksiat.
Menganggap kemaksiatan sebagai hal yang
biasa.
Lalu
lenyaplah rasa benci kepadanya dan bahkan berubah menjadi suatu tradisi.
Pelakunya menjadi apatis tidak menghiraukan suara dan pandangan masyarakat. Celaka
bagi hati yang tidak lagi merasa bersalah saat berbuat maksiat.
Kemaksiatan salah satu faktor jatuhnya di
mata Tuhan dan masyarakatnya.
Dan
siapa saja yang dihinakan oleh Allah, maka tidak ada lagi yang memuliakannya.
Pada siapa lagi akan mencari kemuliaan bila sang pemilik segala kemuliaan telah
menghinakannya.
Kesialan akan menghantui pelakunya.
Dosa
pelaku maksiat akan selalu tampak. Bayangan maksiat menyelinap mata dan jiwa.
Para malaikat yang menonton tingkah para pelaku maksiat mendo’akan kesialan
baginya.
Kemaksiatan mewariskan kehinaan.
Karena
kehormatan dan kemuliaan itu berada pada naungan taat kepada Allah. Siapa saja
yang menginginkan kemuliaan, sesungguhnya seluruh kemuliaan itu hanya milik
Allah. Maka siapa yang tidak menjadi hamba mulia, ia akan menjadi hamba hina.
Dan pintu kehinaan salah satunya dengan kemaksiatan.
Kemaksiatan merusak otak.
Karena
pikiran itu memiliki nur sedangkan maksiat fungsinya adalah memadamkan nur
tersebut. Jika nur pikiran padam maka berkuranglah kebriliannya. Jika dosa-dosa
banyak menumpuk, maka akan lengket di hati pelakunya dan menjadikannya orang
yang lalai.
Pelaku kemaksiatan masuk dalam rangkaian
laknat Rasulullah.
Maka
sungguh amat merugi manusia yang didoakan buruk oleh orang yang amat mustajab
doanya. Dia juga kehilangan peluang untuk mendapatkan doa baik dari Rasulullah
dan para malaikat.
Dosa dan kemaksiatan itu termasuk faktor
utama dalam kerusakan bumi.
Sungguh
telah tampak jelas kerusakan di daratan dan lautan sebab tingkah polah manusia
(dengan dosanya) agar merasakan akibat tindakannya tersebut dan mau kembali.
Juga bisa mematikan api kecemburuan dalam
hati.
Padahal
ghirah itu merupakan energi dan penawar hati. Manusia termulia adalah yang
paling hebat kadar ghirahnya, utamanya pada diri sendiri, keluarga dan seluruh
umat.
Kemaksiatan bisa menghilangkan sifat malu.
Malu
merupakan inti kehidupan hati seseorang dan pangkal segala kebaikan. Jika
hilang, maka ia kehilangan banyak hal. Sedangkan rasa malu itu adalah kebaikan
seluruhnya.
Demikian pula dapat melemahkan rasa
pengagungan terhadap Allah dalam hati seseorang dan menghilangkan kewibawaanya
di mata manusia.
Karena
termasuk balasan dari meremehkan Allah adalah dicabutnya kewibawaan di mata
orang lain, baik ia rela atau tidak. Akhirnya ia tidak memiliki harga di mata
mereka.
Kemaksiatan termasuk salah satu faktor
dilupakan Allah dan dibiarkan bergelimang dengan hawa nafsu dan setannya.
Maka
dari itu, kebinasaan dan kehancuran saja yang akan didapat. Wahai orang-orang
yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah, hendaknya seseorang itu melihat
apa yang telah dipersembahkan untuk esok dan sekali lagi bertakwalah kepada
Allah. Karena sesungguhnya Allah Maha Tahu mengenai apa saja yang kalian
kerjakan. Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka
Allah melupakan jiwa mereka. Mereka itu adalah orang-orang fasik.
Dosa dan maksiat itu memperlemah jalan
seseorang menuju Allah dan akhirat dan bahkan menyebabkannya terputus.
Dosa-dosa
itu juga bisa menyingkirkan nikmat dan mendatangkan bencana. Karena termasuk
balasan buruk bagi pelakunya adalah menghilangkan kenikmatan yang datang dan
memutus aliran nikmat yang akan diterima. Oleh karenanya, seorang hamba selalu
dalam kenikmatan selama tidak melanggar dosa dan tidak mendapati malapetakan
melainkan karena dosa pula. Seorang penyair bersenandung : Jika anda dalam
kenikmatan maka peliharalah, karena kemaksiatan itu menghilangkan
kenikmatan-kenikmatan.
Hapuslah
kemaksiatan tersebut dengan menaati Nya, karena siksa dan ancaman Nya amatlah
cepat.
Allah menimpakan ketakutan dan rasa kecut
di hati pelakunya.
Karena
ketaatan itu adalah benteng Allah yang agung, siapa saja yang memasukinya akan
mendapati jaminan keamanan dari siksa dunia dan akhirat. Sedangkan pelaku
kemaksiatan tidak terlihat kecuali dalam kondisi penuh ketakutan dan
kehawatiran, sebab dihantui perasaan dosanya terus menerus.
Kemaksiatan itu membelokkan hati seseorang
dari komitmen dan konsisten kepada inhiraf (melenceng) dan sakit.
Sungguh,
pengaruh hati itu amat besar seperti sakit atas badan seseorang. Bahkan
dosa-dosa itu pada hakikatnya adalah penyakit hati yang hanya bisa sembuh
dengan meninggalkannya.
Kemaksiatan itu mematikan mata hati,
meredupkan cahayanya, menutup jalan ilmu dan menghalangi pintu hidayah.
Kemaksiatan
mengkerdilakan jiwa dan menjadikannya hina dina. Sebaliknya amal taat
mengembangkan jiwa, membersihkan dan membesarkannya.
Dosa juga menjatuhkan kedudukan seseorang
di sisi Allah dan di mata manusia.
Karena orang
termulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa, sedangkan yang paling dekat
dengan Nya ialah orang yang paling taat kepada Nya.
Kemaksiatan merampas nama terpuji dan
kemuliaan.
Maka ia
kehilangan predikat mukmin, pelaku kebaikan dan orang yang bertaqwa. Tapi
mendapatkan predikat pendurhaka, fasik, penzina, pemabok dan kehinaan lainnya.
Kemaksiatan memutus tali hubungan seseorang
dengan Rabbnya.
Jika
hal itu terputus, maka terputuslah aliran kebaikan dan hanya menemui semua
faktor keburukan.
Kemaksiatan menghapuskan
keberkahan-keberkahan, baik keberkahan umur, rezeki, ilmu, pekerjaan dan
ketaatan.
Secara
keseluruhan menghilangkan keberkahan agami dan duniawi. Kemaksiatan menarik
makhluk lain untuk lebih berani kepada pelakunya. Maka dari itu, setan lebih
berani menimpakan penyakit, kesesatan, waswas, kesedihan dan kesusahan.
Demikian pula setan manusia dan hewan lain.
Kemaksiatan itu mengkhianati pelakunya
dalam hal yang amat diperlukannya.
Baik
itu dalam mendapatkan ilmu, lebih mementingkan sesuatu yang remeh daripada yang
lebih mulia. Bagaimana dapat menerima keberkahan jiwa ruang telah penuh dengan
kemaksiatan.
Maksiat bisa menjadikan lupa pelakunya
terhadap dirinya sendiri.
Jika ia
melupakannya maka akan menyia-nyiakan, merusakkan dan menghancurkannya. Dan
janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah lalu Allah lupa
terhadap diri mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang fasik. Mereka lupa
Allah, maka Allah lupa mereka.
Maksiat menjauhkan diri pelakunya dari para
penolongnya.
Maka ia
akan lebih dekat kepada setan. Tiada penolong bagi hamba setan.
Termasuk efek maksiat adalah kehidupan
sulit di dunia, kubur dan siksa pedih di akhirat.
Dan
siapa saja yang berpaling dari mengingat Ku dan bermaksiat kepada Ku, maka
sungguh ia akan menemui kehidupan susah. Jika dalam bumi Ku sudah susah, di
bumi manakah dirimu akan lari.
Ini
semua adalah aneka efek maksiat dan dosa. Orang yang menggunakan akalnya akan
merasa cukup untuk bertaubat dan kembali kepada Allah dengan salah satunya saja.
Maka sungguh amat layak untuk seorang muslim untuk segera bertobat secara
benar.
Katakanlah, Waha para hamba Ku yang telah
menzalimi dirinya sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya Allah Maha pengampun
dan Maha penyayang.
Bahwasanya
Allah membentangkan kedua tangannya pada malam hari untuk menerima taubat orang
yang berbuat dosa di siang hari. Dan membukanya pada siang hari untuk menerima
taubat orang yang berbuat dosa pada malam hari.
Jauhilah taubat yang bohong
yang hanya dibibir saja, sementara hatinya selalu ingin melakukan kemaksiatan.
Jangan dirimu anggap remeh maksiat. Kemaksiatan membuat Allah murka kepadamu.
Sayangilah sisa-sisa umurmu dengan ketaatan. Jangan tenggelamkan kedalam
kemaksiatan.Mohamad Agus Faozan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar